KALAM (الكلام)
Kalam Ialah Lafadz Yang
Tersusun,Yang memberi faedah (Pengertian) Serta disengaja.
Lafadz
: Suara yang mengandung sebagian huruf –huruf hijaiyyah
Tersusun
: Lafadz Yang tersusun dari dua kalimat (kata) atau lebih
Memberi Faedah : Ucapan yang memberikan pengertian atau
pemahaman
Disengaja
: Artinya orang yang mengucapkan harus dalam keadaan sadar
Contoh
: نَصَرَ زَيْدٌ - زَيْدٌ
كَلْأَسَدِ
KALAM ADA TIGA :
1. Kalimat
Isim
2. Kalimat
Fi’il
3. Kalimat Huruf
Berikut adalah definisi kalimat-kalimat tersebut beserta
tandanya
1.
Kalimah Isim (Kata Benda)
Ialah
kalimat yang menunjukkan arti nama atau benda tanpa di sertai keterangan waktu.
Contoh
: مَدْرَسَةٌ (Sekolah),
مِمْسَحَــةٌ
(Penghapus)
Tanda-Tanda
Isim ada Lima :
1.
Menerima
Tanwin,Contoh
: هٰذَا قَلَمٌ
2.
Menerima ال,Contoh
: اِشْتَرَيــْتُ اْلقَلَمَ
3.
Meneriama Huruf Jer, Contoh
: كَـَتَــبْتُ
بِاْلقَلَمِ
4.
I’rob Jer,
Contoh
: سَأَلْــتُ زَيــْدًا اِسْمَ
اْلقَلَمِ
5.
Musnad Ilaih, (ada Tiga)
: a)
Mubtada’
: الْقَلَمُ
جَدِيـْدٌ
b)
Fail
: سَقَطَ اْلقَلَمُ عَنِ اْلَمكْــتَبِ
- Fungsi huruf jer adalah mengejerkan kalimat isim sesudahnya,
Adapun Huruf - Huruf Jer ada sepuluh yaitu :
No
|
Amil
|
Arti
|
Contoh
|
|
Jawa
|
Indonesia
|
|||
1
|
مِنْ
|
Awit/setengah Saking
|
Dari
|
رَجَعْتُ
مِنَ اْلبَيْتِ
|
2
|
اِلٰى
|
Tumeko Maring
|
Sampai Pada/ke
|
اَذْهَبُ
اِلى اْلمَدْرَسَةِ
|
3
|
عَنْ
|
Andoh Saking
|
Dari
|
رَمَيْتُ
السَّهْمَ عَنِ اْلقَوْسِ
|
4
|
عَلٰى
|
Ingatase
|
Atas
|
وَعَلى
الْفُلْكِ تُحْمَلُوْنَ
|
5
|
فِى
|
Ingdalem/kerono
|
Di dalam
|
اِعْتَكَفْتُ
فِى اْلمَسْجِدِ
|
6
|
رُبَّ
|
Pirang pirang
|
Banyak
|
رُبَّ
رَجُلٍ اَحْسَنْتَهُ
|
7
|
البَاءْ
|
Kelawan/sebab
|
Dengan
|
ذَهَبْتُ
بِزَيْدٍ
|
8
|
الكَافْ
|
Koyo/kerono
|
Seperti
|
مُحَمَّدٌ
كَلْبَدْرِ
|
9
|
اللاَّم
|
Keduwe/kerono/maring
|
Bagi
|
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
|
10
|
حَرْفُ قَسَم1.الوَاوُ
|
Demi
|
Demi
|
وَاللهِ
|
2.الباَءْ
|
بِاللهِ
|
|||
3.التَّاءْ
|
تاَللهِ
|
2.
Kalimah Fi’il (Kata Kerja)
Ialah
kalimah yang menunjukkan sesuatu pekerjaan yang di sertai dengan
keterangan waktu.
Tanda-Tanda Kalimah Fi’il ada Empat, Yaitu dapat kemasukan :
1. قَدْ
(qod), masuk pada fi’il : Madli (Bermakna تَحْقِيْق
/ Sungguh)
Contoh : قَدْ
نَصَرَ زَيـْـدٌ
:
Mudlori’ (Bermakna تَقْلِيْل
/ Terkadang)
Contoh : قَدْ
يَقْرَءُ عَمْرٌو الكِتاَبَ
2. س
(Sin), Masuk pada fi’il mudlori’.
Contoh
: سَيَفْتَحُ زَيْدٌ الباَبَ
3. سَوْفَ (Saufa),
Masuk pada fi’il mudlori’. Contoh : سَوْفَ يَقُوْمُ عَلِىٌّ
3.
Kalimah Huruf (Kata
Keterangan/Sambung)
Ialah
kalimah yang tidak bisa berdiri sendiri (Tidak dapat di fahami) kecuali dengan
menggandengnya dengan lafadz lain.
Tanda-Tanda
kalimah huruf adalah tidak menerima tanda isim dan fi’il
Contoh
: اِلىَ - فِى
- مَا - وَ - عَلىَ
I’ROB (اعراب)
I’rob adalah perubahan akhir kalimah karna berbeda-bedanya
amil yang masuk ke dalamnya, berubah secara jelas atau perkiraan saja.
Contoh
:
-
Berubah secara
jelas
: زَيـْدٌ
قَاِئمٌ - نَصَرْتُ زَيـْدًا - مَرَرْتُ بِزَيـْدٍ
-
Berubah secara perkiraan
: جَاءَ اْلفَتىَ - اِجْتَهَدَ
اْلقَاضِى
I’rob ada empat :
No
|
I’rob
|
Tanda Asli
|
Masuk pada
|
Contoh
|
1
|
Rofa’
|
Dlommah
|
Isim dan Fi’il
|
زَيـْدٌ
قَاِئمٌ
|
2
|
Nashob
|
Fathah
|
Isim dan Fi’il
|
نَصَرْتُ
زَيـْدًا
|
3
|
Jer
|
Kasroh
|
Isim
|
مَرَرْتُ
بِزَيـْدٍ
|
4
|
Jazem
|
Sukun
|
Fi’il
|
لَمْ
َينْصُرْ عَلِىٌّ
|
MENGETAHUI TANDA I’ROB (مَعْرِفَةُ عَلاَمَةِ اْلإِعْرَاب)
v
I’rob Rofa’ mempunyai empat tanda :
1.
Harokat Dlommah
2.
Huruf Wawu
3.
Huruf Alif
4.
Huruf Nun
1. Harokat Dlommah menjadi tanda I’rob rofa’ bertempat pada
empat tempat :
No
|
Rofa’
dengan dlommah
|
Keterangan
|
Contoh
|
|
1
|
Isim Mufrod
(اسم مفرد)
|
Ialah Kalimat Isim Yang Menunjukkan Arti
|
Satu
|
هذَا مَسْجِدٌ
|
2
|
Isim Jama' Taksir
(اسم جمع تكسير)
|
Banyak,Dan Berubah
Dari Bentuk Mufrodnya
|
جَاءَ رِجاَلٌ
|
|
3
|
Isim Jama' Mu'annas Salim
(اسم جمع مؤنث سالم)
|
Banyak,Mendapat
Tambahan Alif & Ta' Di Akhir
|
قَامَتْ مُسْلِمَاتٌ
|
|
4
|
Fi’il Mudlori’
(فعل مضارع)
|
Tidak Bertemu sesuatu (Alif
Tasniyyah, Wawu jama’, Ya’ mu’annats mukhotobah)
|
يَجْلِسُ اْلأُسْتاَذُ
|
2. Huruf Wawu menjadi tanda I’rob rofa’ bertempat pada Dua
tempat :
Rofa’ dengan huruf Wawu
|
Keterangan
|
Contoh
|
Isim Jama' Mudzakkar
Salim
(اسم جمع مذكر سالم)
|
Ialah Kalimat Isim Yang Menunjukkan Arti
Banyak,Mendapat Tambahan Wawu & Nun Ketika Rofa', Serta Tambahan Ya'
& Nun, Ketika Nashob dan Jer
|
الـمُـسْلِمُوْنَ
قَاِئمُوْنَ
|
Asma'ul Khomsah
(اسماء الخمسة)
|
Yaitu Isim-Isim Yang
Ada Lima,
ذُوْ ,أَبٌ , أَخٌ ,
حَمٌ , فُوْ
|
أَبُوْكَ
حَاضِرٌ
|
3. Huruf Alif menjadi tanda I’rob rofa’ bertempat pada
Satu tempat Yaitu :
Isim
Tasniyyah (اسم تثنية) ialah Kalimat Isim Yang Menunjukkan Arti Dua, Mendapat Tambahan Alif & Nun Ketika Rofa' Serta
Tambahan Ya' & Nun Ketika Nashob dan Jer.
Contoh
: حَضَرَ مُسْلِماَنِ
4. Huruf Alif menjadi tanda I’rob rofa’ bertempat pada
Satu tempat Yaitu :
Af’alul
Khomsah (افعال الخمسة) ialah
Fi’il-Fi’il Mudlori’ yang bertemu Alif Tasniyyah, wawu jama’ dan ya’ mu’annats
mukhotobah. (يَفْعَلاَنِ
- تَفْعَلاَنِ - يَفْعَلُوْنَ - تَفْعَلُوْنَ
- تَفْعَلِيْنَ )
v
I’rob Nashob mempunyai lima tanda :
1. Harokat Fathah
2. Huruf Alif
3. Harokat Kasroh
4. Huruf Ya’
5.
Terbuangnya Huruf Nun
1. Harokat Fathah menjadi tanda i’rob Nashob bertempat
pada tiga tempat :
No
|
Nashob dengan fathah
|
Keterangan
|
Contoh
|
1
|
Isim Mufrod (اسم مفرد)
|
يُعَلِّمُ
اْلأُسْتَاذُ
|
|
2
|
Isim jama’ taksir (اسم جمع تكسير)
|
يَتَعَلَّمُ
التَّلاَمِيْذُ
|
|
3
|
Fi’il Mudlori’
(فعل مضارع)
|
Yang kemasukan amil nawashib,dan akhirnya tidak bertemu
sesuatu
|
تَذْهَبُ
اْلمُعَلِّمَاتُ
|
2. Huruf Alif menjadi tanda i’rob Nashob bertempat pada
satu tempat yaitu :
Asma’ul
Khomsah (اسماء الخمسة).
Contoh
: نَصَرْتُ أَخاَكَ
3. Harokat Kasroh menjadi tanda i’rob Nashob bertempat
pada satu tempat yaitu: Isim Jama’ Mu’annats Salim (اسم
جمع مؤنث سالم).
Contoh
: رَأَيــْتُ
مُسْلِماَتٍ
4. Huruf Ya’ menjadi tanda i’rob Nashob bertempat pada
dua tempat yaitu :
No
|
Nashob dengan Ya’
|
Contoh
|
1
|
Isim Tasniyyah (اسم تثنية)
|
رَأَيــْتُ
اْلمُسْلِمَيـْــنِ
|
2
|
Isim Jama’ Mudzakkar Salim (اسم جمع مذكر سالم)
|
رَأَيـْتُ
اْلـمُسْلِمِيــْنَ
|
5. Terbuangnya huruf nun menjadi tanda i’rob Nashob
bertempat pada satu tempat yaitu :
Af’alul
khomsah (افعال الخمسة).
Contoh
: لَنْ يفْعَلاَ - لَنْ
تَفْعَلاَ - لَنْ يَفْعَلُوْا - لَنْ تَفْعَلُوْا
- لَنْ تَفْعَلِيْ
v I’rob Jer mempunyai tiga tanda :
1. Harokat Kasroh
2. Huruf Ya’
3. Harokat Fathah
1. Harokat kasroh menjadi tanda i’rob jer bertempat pada
tiga tempat :
No
|
Jer dengan kasroh
|
Contoh
|
1
|
Isim Mufrod munshorif (menerima tanwin)
(اسم
مفرد منصرف)
|
مَرَرْتُ
بِرَجُلٍ
|
2
|
Isim Jama’ taksir munshorif (menerima tanwin) (اسم
جمع تكسير منصرف)
|
مَرَرْتُ
بِرِجاَلٍ
|
3
|
Isim Jama’ mu’annats salim (اسم جمع مؤنث سالم)
|
مَرَرْتُ
بِالْمُؤْمنِاَتِ
|
2. Huruf Ya’ menjadi tanda i’rob jer bertempat pada
tiga tempat :
No
|
Jer dengan huruf ya’
|
Contoh
|
1
|
Asma’ul Khomsah (اسماء الخمسة)
|
نَظَرْتُ
اِلَى أَخِيْكَ
|
2
|
Isim Tasniyyah (اسم تثنية)
|
مَرَرْتُ
بِمُؤْمِنَيْنِ
|
3
|
Isim Jama’ Mudzakkar salim (اسم جمع مذكر سالم)
|
مَرَرْتُ
بِمُسْلِمِيْنَ
|
3. Harokat fathah menjadi tanda i’rob jer bertempat pada satu
tempat yaitu :
Isim
Ghiru munshorif -
اسم غير منصرف -
(Isim yang tidak menerima tanwin) ialah Isim yang di dalamnya terdapat dua
‘illat far’iyyah (yang satu kembali pada makna dan yang satu kembali pada
lafadznya), atau hanya satu ‘illat yang sudah mencukupi sebagaimana dua ‘illat.
Ø
Satu ‘illat yang dapat mencegah
tanwin pada kalimat isim itu ada dua :
Dengan Satu ‘Illat
|
Keterangan
|
Contoh
|
||
Alif Ta’nits
(ada dua)
(الف تأنيث)
|
Maqshuroh
(مقصورة)
|
ialah alif yang menunjukkan makna
perempuan
|
yang setelahnya tidak ada hamzah.
|
حُبْلٰى
- عَطْشىٰ صُغْرىٰ
|
Mamdudah
(ممدودة)
|
yang setelahnya terdapat hamzah.
|
صَحْرآءَ
- حَمْرآءَ
|
||
Shighot Muntahal Jumu'
(صيغة منتهى الجموع)
|
Ialah
shighotnya isim jama’ taksir yang sudah tidak dapat di jama’kan lagi. yaitu
jama’ taksir yang mana setelah alif taksirnya ada dua huruf atau tiga
huruf, namun, huruf yang tengah mati.
Wazan
itu adalah :
فَواَعِلُ
– مَفاَعِيْلُ – مَفاَعِلُ – فَعاَلِيـْلُ
– فَعاَلِلُ - فَعَائِل
|
دَراَهِمَ
- مَصاَبِيْحَ
|
-
Alif Ta’nits cukup dengan ‘illat
dirinya sendiri, karena alif itu menunjukkan pada ta’nits
(perempuan) ini sama dengan ‘illat ma’nawi, dan alif itu selalu menetap
pada isim yang di masukinya (tidak pernah di lepas), ini sama dengan ‘illat lafdzi.
-
Shighot Muntahal Jumu' cukup dengan
‘illat dirinya sendiri, karena jama’ itu sama dengan ‘illat ma’nawi, dan ia
adalah jama’ yang terakhir dan tidak dapat di jama’kan lagi. Ini sama dengan
‘illat lafdzi.
Dua
‘illat yang dapat mencegah tanwin pada kalimat isim yaitu, ‘illat lafdzi
bersamaan dengan ‘illat ma’nawi washfiyyah (isim sifat) atau bersamaan dengan
‘illat ma’nawi ‘alamiyyah (isim ‘alam).
Ø
‘Illat ma’nawi washfiyyah / Isim
sifat, dapat mencegah tanwin pada kalimat isim jika bersamaan dengan :
1. ‘Adl (tahqiq) ( عدل تحقيق )
Yaitu
kalimat isim yang pindahan dari lafadz lain.
Ini
terbagi menjadi dua macam :
a. Isim yang mengikuti wazan فُعاَلٌ Dan مَفْعَلٌ yang
menjadi pindahan dari bilangan yang di ulang-ulang mulai dari bilangan satu
sampai sepuluh.
Contoh
: اُحاَدُ
Pindahan dari وَاحِدٌ
واَحِد
ثُناَءُ
Pindahan dari اِثْنَيْنِ اثْنَيْنِ
موحد
Pindahan dari واَحِدٌ
واَحِدٌ
b. Isim (sifat) berupa lafadz اُخَرُ
pindahan dari lafadz الآخَرُ /
آخَرُ
Contoh
: فَعِدَّة
ٌمِنْ اَيّاَمٍ اُخَرَ
مَرَرْتُ بِنِسآءٍ اُخَرَ
‘Illat wshfiyyah kembali pada ma’na dan ‘adl kembali pada
lafadz. Dan ‘adl semacam itu di sebut ‘adl tahqiqi.
2. Wazan fi’il.
Mengikuti
wazan اَفْعَلُ apabila
mu’annatsnya tidak memakai ta’ akan tetapi mengikuti wazan اَفْعِلآءُ
Contoh
:
اَحْمَرُ
Mu’annatsnya حَمْرآءُ
‘illat
washfiyyah kembali pada ma’na,sedang wazan fi’il kembali pada lafadz.
3. Tambahan Alif dan Nun. ( زيادة الألف و النون )
Yaitu
isim yang akhirannya mendapat tambahan alif dan nun. Dengan syarat mengikuti
wazan فَعْلآنُ yang mu’annatsnya tidak menggunakan ta’,akan tetapi
mu’annatsnya mengikuti wazan فَعْلىٰ
Contoh
: سَكْراَنَ Mu’annatsnya
سَكْرٰى
غَضْباَنَ Mu’annatsnya غَضْبٰى
عَطْشاَنَ Mu’annatsnya
عَطْشٰى
‘Illat
washfiyyah kembali pada ma’na,sedang ziyadah alif nun kembali pada lafadz.
Ø
‘illat ma’nawi ‘alamiyyah (nama)
dapat mencegah tanwin pada kalimat isim jika bersamaan dengan :
1. ‘adl (taqdiri) ( عدل تقديرى
)
Yaitu
kalimat isim yang mengikuti wazan فُعَلُ
yang dikira-kirakan pindahan dari
wazan فاَعِلٌ (‘illat
‘alamiyyah kembali pada makna, sedangkan ‘illat ‘adl kembali pada lafadz).
Contoh
:
عُمَرُ Di kira-kirakan
pindahan dari عاَمِرٌ
زُحَلُ
Di kira-kirakan pindahan dari زَاحِلٌ
2. Wazan fi’il
ialah
wazan yang khusus untuk fi’il atau kebanyakan digunakan untuk fi’il (‘illat
‘alamiyyah kembali pada makna, sedangkat ‘illat wazan fi’il kembali pada
lafadz).
Contoh
: يَشْكُر (nama orang), اَحْمَد
(nama orang)
Wazan
fi’il yang khusus untuk fi’il yaitu:
1.
فُعِلَ
4. تَفَعَّلَ
2.
فَعَّلَ
5. يُفَعْلِلُ
3.
اِسْتَفْعَلَ
6. فَعْلَلَ
Sedangkan wazan yang kebanyakan masuk pada fi’il
yaitu:
1.Wazan fi’il amar tsulasi mujarrod. Seperti : اِثْمِرْ
2. Wazan fi’il mudlori’ yang dari tsulasi mujarrod.
Seperti : يَشْكُر
, يَزِيْد
Adapun wazan yang berlakunya banyak pada isim yaitu seperti
yang mengikuti wazan فَعَلٌ maka
tetap menerima tanwin. Seperti : مَرَرْتُ بِحَسَنٍ
1. Tarkib mazji. (Apabila tidak diakhiri dengan lafadz وَيْهٍ )
Tarkib
mazji adalah setiap dua isim yang dijadikan satu kalimat. Yang mana lafadz
keduanya menempati ta’nya isim mufrod, maksudnya peng-I’roban berada
pada lafadz akhir, untuk yang pertamanya mabni fath apabila tidak berupa huruf
‘illat akhirnya, sebagaimana ta’nya isim mufrod (‘illat ‘alamiyyah
kembali pada makna dan ‘illat tarkib mazji kembali pada lafadz).
Contoh
: حَضْرَ
مَوْتَ (nama kota), مَعْدِيْكَرِبَ
2. Tambahan Alif dan Nun. ( زيادة الألف و النون )
Yaitu
kalimat isim yang akhirnya mendapat tambahan alif dan nun dengan syarat isim
tersebut mengikuti wazan فِعْلآنُ - فَعْلآنُ فُعْلآنُ - (‘illat
‘alamiyyah kembali pada makna sedang ‘illat ziyadah alif nun kembali pada
lafadz).
Contoh
: عُثمآنَ
- حَمْداَن - عِمْرَانُ
(Nama orang)
3. ‘ajam. ( عجم )
Yaitu
nama yang berasal dari selain bahasa arab (‘illat ‘alamiyyah kembali pada
makna, sedang ‘illat ‘ajam kembali pada lafadz).
Contoh
: اِبْراَهِيْمَ
– كَرْمِيْنْطَ
4. Ta’nis yang tidak menggunakan huruf alif.
Ta’nis
ada tiga;
1. Dengan alif (mamdudah dan maqsuroh)
2. Dengan ta’
3. Tidak dengan alif dan tidak dengan ta’
yang disebut dengan ta’nis ma’nawi.
-
Untuk ta’nis dengan ta’
maka wajib dilakukan isim ghoiru munshorif secara mutlak, baik untuk nama
wanita seperti خَدِيْجَة
- فَاطِمَةَ atau untuk nama laki-laki,
seperti حَمْزَة
- طَلْحَة
Dan baik hurufnya cuma tiga, seperti ثُبَة
Atau lebih,-
seperti
هُرَيْرَة dan baik
tiga huruf yang berharakat semuanya, seperti هِبَةَ
atau yang tengah mati, seperti بَلْهَ
-
Sedang untuk ta’nis ma’nawi
dilakukan isim ghoiru munshorif apabila menetapi salah satu dari empat syarat :
1. Hurufnya lebih dari tiga, seperti : زَيْنَبَ - سُعلَدَ
2. Hurufnya tiga dan huruf yang tengah berharakat, seperti
: سَقَرَ
3. Hurufnya tiga yang tengah mati tetapi alam ajam, seperti: خِمْصَ
4. Nama laki-laki yang dibuat nama perempuan, seperti : زَيْدٌ
Jika
salah satu dari empat syarat ini tidak ditemukan maka boleh di munshorifkan dan
di ghoiru munshorifkan. Seperti : هِنْدٌ
Ø
Isim ghoiru munshorif apabila
dimudlofkan atau terletak sesudah ال,
maka harus di jerkan dengan tanda kasroh walaupun tidak di tanwin.
Contoh
: مَرَرْتُ
بِأَحْمَدِكُمْ
- بِالْمَساَجِدِ
v
I’rob Jazem mempunyai tiga tanda :
1.
Sukun
2.
Membuang huruf ‘illat
3.
Membuang huruf nun
1. Harokat Sukun menjadi tanda i’rob jazem bertempat pada
satu tempat yaitu Fi’il Mudlori’ shohih akhir (فعل مضارع صحيح الأخر) ialah Fi’il mudlori’ yang huruf akhirnya
tidak berupa huruf ‘ illat (ا
- و - ي )
Contoh
:لَمْ يَعْلَمْ - لَمْ يَصْلُحْ
2. Membuang huruf ‘illat menjadi tanda i’rob jazem
bertempat pada satu tempat yaitu :
Fi’il
mudlori’ mu’tal akhir (فعل مضارع معتل الأخر) ialah Fi’il mudlori’ yang huruf akhirnya
berupa huruf ‘illat (ا
- و - ي )
Contoh
: لَمْ
يَخْشَ asalnya - لَمْ
يَخْشَىْ لَمْ يَرْمِ asalnya
لَمْ يَرْمِىْ
3. Membuang huruf Nun menjadi tanda i’rob jazem bertempat
pada satu tempat yaitu :
Af’alul
Khomsah (افعال الخمسة)
Contoh
: لَمْ يفْعَلاَ - لَمْ
تَفْعَلاَ - لَمْ يَفْعَلُوْا - لَمْ تَفْعَلُوْا
- لَمْ تَفْعَلِيْ
MU’ROB DAN MABNI (المُعْرَب وَ اْلمَبنْىِ)
Mu’rob
Ialah kalimah yang bentuk atau
harokat akhirnya dapat berubah sesuai dengan kedudukannya dalam suatu jumlah.
Kalimah mu’rob ada dua yaitu :
1. Mu’rob dengan harokat
2. Mu’rob dengan huruf
Sebagaimana
yang tertera dalam tabel berikut.
No
|
Kalimah Mu’rob
|
Contoh
|
||||
Rofa’
|
Nashob
|
Jer
|
Jazem
|
|||
1
|
Dengan harokat
|
Isim mufrod
|
جَلَسَ
عَلِىٌّ
|
رَاَيْتُ عَلِيّاً
|
مَرَرْتُ بِعَلِىٍّ
|
-
|
2
|
Isim jama’ taksir
|
قاَمَ
الرِّجاَلُ
|
رَاَيْتُ
رِجاَلاً
|
مَرَرْتُ
بِرِجاَلٍ
|
-
|
|
3
|
Isim jama’ mu’annats salim
|
قَعَدَتْ
الـمُسْلِماَتُ
|
رَاَيْتُ
الـمُسْلِماَتُ
|
مَرَرْتُ
بِالْمُسْلِماَتِ
|
-
|
|
4
|
Fi’il mudlori’
|
يَجْلِسُ
كَرِيْمٌ
|
اَنْ
يَجْلِسَ كَرِيْمٌ
|
-
|
لَمْ
يَجْلِسْ كَرِيْمٌ
|
|
1
|
Dengan huruf
|
Isim tasniyyah
|
جَاءَ
رَجُلاَنِ
|
رَاَيْتُ
رِجَالَــيْنِ
|
مَرَرْتُ
بِرِجَالَــيْنِ
|
-
|
2
|
Isim jama’ mudzakkar salim
|
جَاءَ
مُسْلِمُوْنَ
|
رَأَيــْتُ
مُسْلِمِيْنَ
|
مَرَرْتُ
بِمُسْلِمِيْنَ
|
-
|
|
3
|
Asma’ul khomsah
|
جاَءَ
اَبــُوْكَ
|
رَاَيْتُ اَباَكَ
|
مَرَرْتُ
بِاَبِيْكَ
|
-
|
|
4
|
Af’alul khomsah
|
يَنْصُراَنِ
|
لَنْ
يَنْصُراَ
|
-
|
لَمْ
يَنْصُراَ
|
Kalimah mu’rob dengan harokat di atas semuanya di rofa’kan
dengan dlommah, di nashobkan dengan fathah, dan di jer kan dengan
kasroh.kecuali :
1. Isim jama’ mu’annats salim (nashob dengan
kasroh) :رَأَيــْتُ اْلـمُسْلِماَتِ
2. Isim ghoiru munshorif (jer dengan
fathah)
:بِتُّ بِمَكَّةَ
3. Fi’il mudlori’ mu’tal akhir (jazem dengan membuang huruf
‘illat) :لَمْ
يَرْمِ
Mabni
Ialah
kalimah yang bentuk atau harokat akhirnya tidak dapat berubah, meskipun
kedudukannya dalam suatu jumlah berubah.
Adapun kalimah isim yang berhukum
mabni itu ada enam, yaitu :
No
|
Isim mabni
|
Keterangan
|
Seperti
|
1
|
Isim Dlomir
(اسم
ضمير)
|
Ialah isim yang menunjukkan arti
kata ganti orang pertama, orang kedua atau orang ketiga.
|
هُوَ-
هُماَ- هُمْ- هِيَ- هُماَ- هُنَّ- اَنتَ- اَنْتُماَ- اَنـــْتُمْ- اَنْتِ-
اَنْتُماَ- اَنْتُنَّ- اَناَ- نَحْنُ
(contoh: هُوَ رَجُلٌ عاَلِمٌ )
|
2
|
Isim Maushul
(اسم
موصول)
|
Ialah isim yang baru bisa
menunjukkan sesuatu yang tertentu setelah dirangkaikan dengan shilah.(jumlah
yang jatuh setelah isim maushul)
|
الَّذِى-
الَّذَانِ- الَّذِيْنَ
الَّتِى-
الَّتاَنِ- اللَّآئىِ
مَنْ-
ماَ
(contoh: زَيْدٌ الَّذِى قَامَ )
|
3
|
Isim Syarat
(اسم
شرط)
|
Ialah isim mabni yang
menghubungkan diantara dua jumlah, jumlah yang pertama merupakan syarat bagi
jumlah yang ke dua.
|
مَنْ-
ماَ- اَىٌّ- مَتىَ- مَهْماَ- اَيـــْنَ- أَنىَّ- حَيْثُماَ- اِذْماَ
(contoh: مَنْ يَنْصُرْ اَنْصُرْ )
|
4
|
Isim Isyaroh
(اسم
اشارة)
|
Ialah isim yang menunjukkan
sesuatu yang tertentu, baik isyarat dengan tangan atau lainnya.
|
هٰذاَ-
هٰذاَنِ- هٰؤُلآءِ- هٰذِهِ- هٰتاَنِ-هٰؤُلآءِ - ذٰلِكَ- ذَانِكَ- اُولۤئِكَ-
تِلْكَ- تاَنِكَ- اُولۤئِكَ
(contoh: هٰذاَ
قَلَمٌ )
|
5
|
Isim Istifham
(اسم
استفهام)
|
Ialah isim mabni yang digunakan
untuk menanyakan sesuatu.
|
هَلْ-
اَيْنَ- كَمْ- كَيْفَ
(contoh: كَيْفَ حَالُكَ )
|
6
|
Isim fi’il
(اسم
فعل)
|
Ialah isim yang mengandung ma’na
fi’il, akan tetapi tidak menerima tandanya.
|
هَيْهاَتَ Bermakna بَعُدَ
قَطُّ Bermakna يَكْفِى
(contoh: هَيْهاَتَ زَيْدٌ مَسْكَناً )
|
Isim-Isim mu’rob dan Isim-Isim yang berhukum mabni
Isim Mu’rob
|
1
|
Isim mufrod
|
Isim
Mabni
|
1
|
Isim Dlomir
|
2
|
Isim tasniyyyah
|
2
|
Isim Maushul
|
||
3
|
Isim jam’ taksir
|
3
|
Isim Syarat
|
||
4
|
Isim jama’ mudzakkar salim
|
4
|
Isim Isyaroh
|
||
5
|
Isim jama’ mu’annats salim
|
5
|
Isim Istifham
|
||
6
|
Asma’ul khomsah
|
6
|
Isim fi’il
|
MACAM-MACAM FI’IL (الأَفْعاَل)
Fi’il ada tiga, yaitu :
1. Fi’il Madli : Ialah kalimat yang menunjukkan arti
pekerjaan dan bersamaan dengan zaman yang telah lampau.
Contoh
: فَتَحَ (telah membuka), نَصَرَ زَيْدٌ بَكْراً (Zaid telah menolong bakr)
2. Fi’il Mudlori’ : Ialah kalimat yang menunjukkan arti
pekerjaan dan bersamaan dengan zaman hal (sekarang) atau zaman mustaqbal (akan
datang), dan didahului oleh huruf mudloro’ah ( ا – ن – ي – ت )
Contoh
: يَجْلِسُ
فَرِيْدٌ
(farid sedang/akan duduk), يَفْتَحُ عَلِىٌّ البَابَ
(Ali sedang/akan membuka pintu)
3. Fi’il ‘Amar :Ialah kalimat yang menunjukkan arti perintah
yang bersamaan dengan zaman mustaqbal (akan datang).
Contoh
: اِضْرِبْ
(pukullah), اَكْرِمْ
زَيْدًا (mulyakanlah zaid)
Adapun
hukum-hukum fi’il tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Fi’il Madli berhukum mabni, dan mabninya ada tiga, yaitu :
Contoh
: صَانَ ,
اَكْرَمَ
b. Mabni dlommah, apabila bertemu dengan wawu jama’
Contoh
: نَصَرُوْا
, قَعَدُوْا
c. Mabni sukun, apabila bertemu dengan dlomir rofa’ mutaharrik
Contoh
: نَصَرْنَ
, نَصَرْتَ , نَصَرْتُماَ , نَصَرْتُمْ , نَصَرْتِ , نَصَرْتُماَ , نَصَرْتُنَّ ,
نَصَرْتُ , نَصَرْناَ
2. Fi’il Mudlori’ berhukum mu’rob, apabila tidak bertemu dengan
nun taukid atau Nun jama’ niswah, dan jika bertemu dengan dua hal tersebut maka
berhukum mabni.
Contoh
: يَكْتُبُ (Rofa’), اَنْ يَكْتُبَ
(nashob), لَمْ
يَكْتُبْ (jazem)
Contoh
: لَمْ
يَضْرِبَنَّ , يَجْلِسَنْ
c.
Mabni sukun, apabila bertemu nun
jama’ niswah.
Contoh
: يَفْتَحْنَ , لَنْ يُكْرِمْنَ
3. Fi’il amar berhukum mabni, dan mabninya ada tiga, yaitu :
Contoh
: اَكْرِمْ
, اَحْسِنْ
b. Mabni membuang huruf ‘illat, apabila Mu’tal akhir dan tidak
bertemu sesuatu.
Contoh
: اُغْزُ
asalnya اغْزُوْ
c.
Mabni membuang nun tanda rofa’,
apabila Bertemu :
-
Alif tasniyyah,
contoh
: انْصُرَا
asalnya انْصُرَانِ
-
Wawu jama’, contoh
: انْصُرُوْا
asalnya انْصُرُوْنَ
-
Ya’ mu’annats mukhotobah,
contoh : انْصُرِيْ
asalnya انْصُرِيْنَ
Amil nawashib (amil yang menashobkan fi’il mudlori’) itu ada
sepuluh yaitu :
No
|
Amil
|
Arti
|
Contoh
|
|
Jawa
|
Indonesia
|
|||
1
|
اَنْ
|
yentho
|
-
|
يُعْجِبُنِى
اَنْ تَقُوْمَ
|
2
|
لَنْ
|
Ora bakal
|
Tidak akan
|
لَنْ
يَقُوْمَ زَيْدٌ
|
3
|
اِذَنْ
|
Dumada’an
|
Tiba tiba/seketika
|
زُرْتُكَ
فَتَقُوْلُ اِذَنْ اُكْرِمَكَ
|
4
|
كَىْ
|
Supoyo
|
Supaya
|
اَقْرَأُ
كَىْ اَفْهَمَ
|
5
|
لاَمُ
كَىْ
|
Kerono/supoyo
|
Supaya
|
اِنَّا
اَنْزَلْناَ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ
|
6
|
لاَمُ
اْلجُحُوْد
|
Drapun
|
-
|
لَمْ
يَكُنِ اللهُ لِيَغْفِرَلَهُمْ
|
7
|
حَتّٰى
|
Sehinggo
|
Sehingga
|
اَسْلِمْ
حَتّٰى تَدْخُلَ اْلجَنَّةَ
|
8
|
فاء
سَبَبِيَّة
|
Mongko sebabe
|
Maka sebabnya
|
اَقْبِلْ
فَاُحْسِنَ اِلَيْكَ
|
9
|
وَاوُ
مَعِيَّة
|
Sartane
|
Serta
|
اِتَّقِ
اللهَ وَتَعْمَلَ صَالِحاً
|
10
|
اَوْ
|
Ora/maring
|
Tidak/kepada
|
لَأَقْتُلَنَّ
اْلكَافِرَ اَوْ يُسْلِمَ
|
Amil jawazim (amil yang menjazemkan fi’il mudlori’) itu ada
delapan belas yaitu
No
|
Amil
|
Fungsi
|
Arti
|
Contoh
|
|
Jawa
|
Indonesia
|
||||
1
|
لَمْ
|
Menjazemkan satu fi’il mudlori’
|
Ora
|
Tidak
|
لَمْ
يَفْتَحْ زَيْدٌ الباَبَ
|
2
|
لَمَّا
|
لَمَّا
يَضْرِبْ زَيْدٌ
|
|||
3
|
اَلَمْ
|
Onoto wes ora
|
Apakah sudah tidak
|
اَلَمْ
نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
|
|
4
|
الَمَّا
|
اَلَمَّا
اُحْسِنُ اِلَيْكَ
|
|||
5
|
لام
اَمْر
|
Supoyo
|
Supaya/hendaklah
|
لِيَنْصُرْ
كَرِيْمٌ سَعِيْدًا
|
|
لام
دُعَاء
|
Mugo mugo
|
Semoga
|
لِيَغْفِرْنَا
رَبُّنَا
|
||
6
|
لا
نـَهِى
|
Ojo
|
Jangan
|
لاَ
تَحْزَنْ اِنَّ اللهَ مَعَنَا
|
|
لا
دُعَاء
|
رَبَّنَا
لَا تُعَذِّبْنَا
|
||||
7
|
إنْ
|
Menjazemkan dua fi’il mudlori’.
|
Lamun
|
Apabila
|
اِنْ
يَقُمْ فَرِيْدٌ تَقُمْ فاَطِمَةُ
|
8
|
مَا
|
Endi-endine barang
|
Selama/mana saja
|
وَمَا
تَفْعَلُوْا يَعْلَمْهُ اللهُ
|
|
9
|
مَنْ
|
Sopo wonge
|
Barangsiapa
|
مَنْ
يَجْلِسْ اَجْلِسْ
|
|
10
|
مَهْمَا
|
Semongso mongso/endi
|
Kapan kapan
|
مَهْمَا
تَنْصُرْ اَنْصُرْ
|
|
11
|
اِذْمَا
|
Lamun
|
Apabila
|
اِذْمَا
تَفْعَلْ اَفْعَلْ
|
|
12
|
اَيٌّ
|
Endi endi
|
Siapa saja
|
اَيُّهُمْ
يَقُمْ اَقُمْ
|
|
13
|
مَتٰى
|
Kapan
|
Kapanpun
|
مَتٰى
تَأْكُلْ اٰكُلْ
|
|
14
|
اَيّاَنَ
|
Endi endi
|
Siapa saja
|
اَيَّانَ
تَعْدِلْ اَعْدِلْ
|
|
15
|
اَيْنَ
|
Ingdalem endi enggon
|
Dimana saja
|
اَيْنَمَا
تَنْزِلْ اَنْزِلْ
|
|
16
|
اَنّٰى
|
اَنّٰى
تَطْلُبْ العِلْمَ تَرْبَحْ
|
|||
17
|
حَيْثُمَا
|
حَيْثُمَا
تَسْتَقِمْ تَرْبَحْ
|
|||
18
|
كَيْفَمَا
|
Koyo piye
|
Bagaimanapun
|
كَيْفَمَا
تَجْلِسْ اَجْلِسْ
|
Adapun اذا bisa
menjazemkan fi’il mudlori’,tapi khusus dalam syi’ir.
Contoh
: وَاِذَا تُصِبْكَ خَصَاصَةٌ
فَتَحَمَّلَ * .....
ISIM-ISIM YANG DI BACA ROFA’ (مَرْفُوْعاَتِ اْلأَسْماَء)
Kalimat isim harus di baca rofa’ pada tujuh tempat yaitu :
No
|
Isim marfu’
|
Seperti
|
Contoh
|
1
|
Fa’il
|
سَعِيْدٌ
|
حَضَرَ
سَعِيْدٌ اَماَمَ اْلـمَدْرَسَةِ
|
2
|
Na’ibul fa’il
|
حُضِرَ
سَعِيْدٌ فِى اْلفَصْلِ
|
|
3
|
Mubtada’
|
سَعِيْدٌ
حاَضِرٌ فِى اْلحَفْلَةِ
|
|
4
|
Khobar mubtada’
|
اَخِيْ
سَعِيْدٌ
|
|
5
|
Isimnya كان
|
كَانَ
سَعِيْدٌ عاَلِمًا
|
|
6
|
Khobarnya إنّ
|
اِنَّ
اَخاَكَ سَعِيْدٌ
|
|
7
|
Tawabi’ a). Na’at
|
جَمِيْلَةٌ
|
هٰذِهِ
تِلْمِيْذَةٌ جَمِيْلَةٌ
|
b). Athof
|
فاَطِمَةُ
|
جَلَسَتْ
عاَئِشَةُ ثُمَّ فاَطِمَةُ
|
|
c). Taukid
|
نَفْسُهَا
|
حَضَرَتْ
الفاَطِمَةُ نَفْسُهَا
|
|
d). Badal
|
اُسْتَاذُكَ
|
جَاءَ
سَعِيْدٌ اُسْتَاذُكَ
|
FA’IL (فاَعِل)
Fa’il (Subyek) adalah kalimat isim yang di baca rofa’ yang
jatuh setelah fi’il (kata kerja).
Fa’il terbagi dua yaitu :
1.
Fa’il isim dhohir (ظاهر)
Contoh
: فَتَحَ
عَلِيٌّ الباَبَ
2.
Fa’il isim dlomir (ضمير / kata ganti)
Contoh
:فَتَحْتُ اْلباَبَ
Adapun
pembagian fa’il adalah sebagaimana yang tertera dalam tebel berikut :
Fa’il
|
Dhohir
|
فَتَحَ
عَلِيٌّ الباَبَ
|
|||
Dlomir
|
Munfashil
|
Ghoib/ghoibah
|
لَمْ
تَذْهَبْ اِلاَّهِىَ - ماَ ذَهَبَ اِلاَّهُوَ
|
||
Mukhotob/mukhotobah
|
لَنْ
تَذْهَبَ اِلاَّ اَنْتِ – لَا يَذْهَبُ اِلاَّ اَنْتَ
|
||||
Mutakallim
|
ماَ
ذَهَبَ اِلاَّ اَناَ – لَا يَذْهَبُ اِلاَّ نَحْنُ
|
||||
Muttashil
|
Bariz
|
Alif tasniyyah
|
ذَهَباَ
– يَذْهَباَنِ
|
||
Wawu jama’
|
نَصَرُوْا
– يَنْصُرُوْنَ
|
||||
Dlomir rofa’ mutaharrik
|
جَلَسْنَ
– يَجْلِسْنَ
|
||||
Mustatir
|
Ghoib/ghoibah
|
ذَهَبَ
– ذَهَبَتْ – يَذْهَبُ
|
|||
Mukhotob/mukhotobah
|
تَذْهَبُ
– اَذْهَبُ
|
||||
Mutakallim
|
اَذْهَبُ
– نَذْهَبُ
|
·
Dlomir munfashil (ضمير منفصل)
:ialah dlomir yang dapat di buat mubtada’ dan dapat mengiringi lafadz الاّ pada waktu bebas (bukan dlorurat
syi’ir)
·
Dlomir muttashil (ضمير متصل)
:ialah dlomir yang tidak dapat di buat mubtada’ dan tidak dapat mengiringi
lafadz الاّ pada waktu bebas (bukan dlorurat
syi’ir)
·
Bariz (بارز /
tampak)
:ialah dlomir yang lafadznya ada bentuknya
·
Mustatir (مستتر /
tersimpan)
:ialah dlomir yang lafadznya tidak ada bentuknya dan tidak mungkin di ucapkan
tetapi ada dalam perkiraan
·
Ghoib/ghoibah (غائب/غائبة)
:kata ganti orang ke tiga
·
Mukhotob/mukhotobah (مخاطب/مخاطبة):kata ganti orang
kedua
·
Mutakallim (متكم)
:kata ganti
orang pertama
·
Alif tasniyyah (الف تثنية)
:alif yang menunjukkan arti dua
NA’IBUL FA’IL (ناَئِبُ اْلفاَعِل)
Na’ibul fa’il adalah isim yang di baca rofa’ untuk mengganti
kedudukan fa’il yang telah di buang. Atau isim yang di baca rofa’ yang
jatuh setelah fi’il mabni majhul.
Adapun cara membuat fi’il menjadi mabni majhul (مبنى مجهول /
kalimat pasif)adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar